Jumat, 15 April 2016

PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA DALAM SERUM

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Praktikum kimia klinik dapat digunakan untuk melatih mahasiswa agar dapat belajar dan mengenal pemeriksaan trigliserida dalam serum. Mahasiswa mampu menganalisis dan menginterpretasikan data klinis pemeriksaan trigliserida dalam spesimen serum.
Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya dibandingkan dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Trigliserida adalah lemak darah yang dibawah oleh serum lipoprotein. Bila terjadi peningkatan trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL yang menyebabkan hiperlipoproteinemia.
Serum merupakan bagian dari cairan tubuh yang bercampur dengan darah. Serum sendiri dapat diartiakan sebagai cairan tanda sel darah dan fator koagulasi atau fibrinogen.Serum merupakan juga sebuah plasma darah tanpa adanya fibrinogen. Serum ini terdari dari 4 jenis berdasarkan komponen yang terkandung didalamnya yaitu, serum albumin,serum globulin, serum lipoprotein dan serum wewenang. Masing-masing jenis serum memiliki fungsi yang berbeda meskipun dalam satu larutan plasma darah.
Trigliserida adalah substansi lemak lain dalam darah yang dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit jantung. Sebagian besar lemak dalam makanan dan dalam tubuh anda berada dalam bentuk trigliserida. Kadar trigliserida yang tinggi berhubungan dengan risiko penyakit jantung, demikian juga dengan kolesterol. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan ( obesitas ), aktivitas fisik, merokok, komsumsi alcohol berlebihan dan diet tinggi karbohidrat, kelainan genetik dan lain sebagainya. Orang dengan trigliserida tinggi biasanya memiliki nilai LDL ( kolesterol jahat ) yang tinggi dan nilai HDL ( kolesterol baik ) yang rendah dan nilai kolesterol total yang tinggi.
Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar trigliserida meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula. Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika makanan yang dikonsumsi banyak mengandung lemak jenuh berlebihan, maka mengakibatkan kadar kolesterol yang berlebihan. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang serius, terutama pada penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Penyakit ini dapat memicu timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke.
Pembagian kolesterol terdiri dari 2 yaitu LDL atau disebut juga kolesterol jahat yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah Sedangkan Kolesterol HDL, adalah kolesterol baik, yang mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan.
I.2. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengukur kadar trigliserida dalam tubuh dan menginterpretasikan secara klinis.
I.3. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar trigliserida dalam serum darah dengan melihat absorbansinya menggunakan alat spektrofotometer.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1.        Trigliserida
Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul asam lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan trigliserid yang berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang segera dapat digunakan. Dengan masuk dan keluar dari molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-asam lemak merupakan bahan untuk konversi menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung untuk menghasilkan energy (Dipiro, 2008).
Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya dibandingkan dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Trigliserida adalah lemak darah yang dibawah oleh serum lipoprotein. Bila terjadi peningkatan trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL yang menyebabkan hiperlipoproteinemia (Baron, 1995).
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lipid utama yang dapat dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid (Baron, 1995).
Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan glukosa yang diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat disimpan. Lebih dari 95% lemak yang berasal dari makanan adalah trigliserida. Proses pencernaan trigliserida dari asam lemak dalam diet (eksogenus), dan diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron (droplet lemak kecil yang diselubungi protein), yang memberikan tampilan seperti susu atau krim pada serum setelah mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya (Baron, 1995).
Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak (gajih), dan sebaginya terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian dihidrolisis oleh kolesterol esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol bebas yang terbentuk diserap oleh mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat transport ke sistem limfatik dan akhirnya ke sirkulasi vena. Kira-kira 70% kolesterol yang diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam lemak), serta 30% dalam bentuk bebas (Dipiro, 2008).
Serum adalah cairan yang tersisa setelah darah menggumpal atau membeku. Koagulasi mengubah semua fibrinogen menjadi fibrin yang padat dan dalam prosesnya mengonsumsi factor VIII, factor V, dan protrombin. Protein-protein koagulasi lainnya dan protein yang tidak terkait dengan hemostasis, tetap berada dalam serum dengan kadar serupa dengan dalam plasma. Serum normal tidak mengandung fibrinogen, protrombin, factor VIII, factor V,  dan factor XIII, tetapi mengandung factor XII, XI, X, IX, dan VII. Apabila proses koagulasi berlangsung secara abnormal, serum mungkin mengandung sisa fibrinogen atau protrombin yang belum dikonversi (Ronald,2004 ).
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsernal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (aspek) mengarah ke panggul kiri (Sloane, 2003).
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun atau obat yang masuk dalam tubuh kita. Apabila fungsi hati terganggu maka akan terjadi dampak yang kompleks pada kesehatan tubuh (Alfiansyah, 2012).
II.2   Interpretasi Klinis
Penurunan kadar: ß-lipoproteinemia kongenital, hipertiroidisme, malnutrisi protein. Peningkatan kadar: hiperlipoproteinemia, hipertensi, hipotiroidisme, sindrom nefrotik, trombosis serebral, sirosis alkoholik, DM: maksimal 150 mg/dL. Dalam suatu studi, kenaikan HDL sebesar 1% berarti menurunkan risiko penyakit jantung koroner arteri sebesar 2%. Dalam studi yang sama, partisipan dengan kadar kolesterol HDL tertinggi mengalami penurunan risiko penyakit jantung koroner setengahnya dibandingkan partisipan dengan kadar kolesterol HDL terendah. Sebagian besar orang harus mencapai kadar 60 mg/dL atau lebih. Jika di bawah 40 mg/dL akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Pada pria, kadar kolesterol HDL rata-rata berkisar 40-50 mg/dL (Majid, 2010).
Nilai Rujukan (Pearce, 2006)
Dewasa          :           - 12-29 tahun           : 10 – 140 mg/dL
- 30-39 tahun           : 20 – 150 mg/dL
- 40-49 tahun           : 30 – 160 mg/dL
         - > 50    tahun          : 40 – 190 mg/dL
Bayi                :           5-40 mg/dL
 Anak 5-11 tahun : 10-135 mg/dL
II.3 Patofisiologi
Kadar trigliserida yang meningkat dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah yang disebut Arteri. Keadaan ini disebut “Atherosclerosis”, yang meningkatkan resiko stroke, serangan jantung.Hipertrigliseridemia sering sebagai petanda ada penyakit lain, dapat pula meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke. Kegemukan, meningkatnya lingkar perut karena bertambahnya lemak dipinggang dan dikenal sebagai “metabolic syndrome” yang disertai tekanan darah tinggi, diabetes dan kadar hormon trioid yang rendah (hipotiroidi), penyakit hati (liver disease), gangguan ginjal atau suatu kelainan genetik yang jarang dimana ada kelainan cara tubuh anda mengubah lemak menjadi energi (Rubenstein, 2005).
Ateriosklerosis, adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Dikenal 3 bentuk arteriosclerosis yaitu aterosklerosis, arterioskleriosis Monckeberg dan arteriolosclerosis. Aterosklerosis adalah bentuk arteriosclerosis yang paling umum ditemukan, ditandai dengan terdapatnya aterom pada bagian intima arteri yang berisi kolesterol, ditandai dengan terdapatnya aterom pada bagian intima arteri yang berisi kolesterol, zat lipoid dan lipofag. Pembuluh darah yang terkena adalah arteri besar dan sedang yaitu pembuluh serebral, vertebral, koroner, renal, aorta dan pembuluh di tungkai (Ganiswarna, 2007).


BAB III KAJIAN PRAKTIKUM
III.1.   Alat yang dipakai
Adapun alat yang digunakan yaitu tabung sentrifuge, kuvet, rak tabung, gelas ukur 100 ml, sentrifuge, spektrofotometri, mikropipet.
III.2.   Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu aquades, darah, es batu, methanol, reagen RGT , dan tisu.
III.3.   Cara Kerja
1.  Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan lalu dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge. Disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm, kemudian diambil serum darah dan dimasukkan dalam tabung reaksi.
2.  Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan, dipipet 10 µl aquadest ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 µl reagen RGT. Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit. Kemudian diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
3.  Pengukuran absorban standar
Disiapkan alat dan bahan, dipipet 10 µl larutan standar ke dalam kuvetkemudian ditambahkan 1000 µl reagen RGT. Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit. Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
4.  Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan, dipipet 10 µl serum darah ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 µl reagen RGT. Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit. Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.  Hasil
IV.1.1 Tabel data pengamatan
No.
Trigliserida
Standar
sampel
1.
0,952
0,442
2.
0,952
0,631

IV.1.2 Perhitungan Nilai Data Klinis
Kelompok 1
Dik      : Absorban sampel               = 0,442
              Absorban standar              = 0,952
              Konsentrasi standar          = 0,2 g/dL
Dit       : trigliserida....?
Penye :
  Trigliserida =   x konsentrasi standar
=  x 0,2 g/dL
= 0,09286 g/dL
= 92,86 mg/dL
Kelompok II
Dik      : Absorban sampel   = 0,631
              Absorban standar  = 0,132
              Konsentrasi standar          = 0,2 g/dL
Dit       : Trigliserida....?

Penye :
 Trigliserida =   x konsentrasi standar
                                    =  x 0,2 g/dL
                                    = 0,132 g/dL
                                     = 132 mg/dL
IV.2.      Pembahasan
Trigliserida adalah substansi lemak lain dalam darah yang dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit  jantung. Sebagian besar lemak dalam makanan dan dalam tubuh anda berada dalam bentuk trigliserida. Kadar trigliserida yang tinggi berhubungan dengan risiko penyakit jantung, demikian juga dengan kolesterol. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan (obesitas), aktivitas fisik, merokok, komsumsi alcohol berlebihan dan diet tinggi karbohidrat, kelainan genetik dan lain sebagainya. Orang dengan trigliserida tinggi biasanya memiliki nilai LDL (kolesterol jahat) yang tinggi dan nilai HDL (kolesterol baik) yang rendah dan nilai kolesterol total yang tinggi.
LDL berasal dari katabolisme VLDL, bertugas mengangkut kolesterol dalam plasma darah ke jaringan perifer untuk keperluan pertukaran zat. LDL mengandung 45% kolesterol. LDL ini mudah sekali menempel pada dinding pembuluh koroner sehingga menimbulkan kerak kolesterol (plak). Itu sebabnya LDL sering disebut sebagai “kolesterol jahat”.
HDL dibentuk oleh sel hati dan usus, bertugas menyedot timbunan kolesterol di jaringan tersebut, lalu mengangkutnya ke hati dan selanjutnya membuangnya ke dalam empedu. Karena itu maka HDL disebut sebagai “kolesterol baik”. Bila HDL rendah, maka kolesterol akan dideposit pada jaringan arteri.
VLDL terutama dibentuk oleh sel hati, sebagian oleh usus. VLDL terutama terdiri dari trigliserid endogen yang dibentuk oleh sel hati dari karbohidrat. Ia bertugas membawa kolesterol yang dikeluarkan dari hati ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi. Sedangkan Very High Density Lipoprotein (VHDL) tidak memiliki kandungan trigliserida dan kolesterol.
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan, bila ditinjau dari sudut kimiawi kolesterol diklasifikasikan ke dalam golongan lipid (lemak) berkomponen alkohol steroid.
Tubuh memperoleh kolesterol dari dua sumber yaitu makanan dan sintesis denovo.Meskipun semua jaringan hewan dapat menjalankan proses 12 sintesis kolesterol, namun sebagian besar kolesterol disintesis di hati. Sintesis kolesterol terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1.Pembentukan asam mevalonat dari asetat
2. Pembentukan skualindari asam mevalonat
3. Pembentukan sterol dari skualin
Asam mevalonat terbentuk dari tiga molekul asetil Ko A yang berkondensasi melalui pembentukan senyawa antara B-hidroksi-B-metilglutaril Ko A ( HMG-Ko A). Tahap reaksi pertama dikatalis oleh HMG-Ko A sintase. Dua molekul NADPH dipakai sebagai koenzim pada tahap reaksi kedua yang dikatalisis oleh HMG-KoA reduktase. Selanjutnya mevalonat diubah menjadi skualin. Pada tahap ini dibutuhkan NADPH sebagai pereduksi. Akhirnya, skualin mengalami konversi menjadi kolesterol dengan bantuan skualin monooksigenase.
Serum merupakan bagian dari cairan tubuh yang bercampur dengan darah. Serum sendiri dapat diartiakan sebagai cairan tanda sel darah dan fator koagulasi atau fibrinogen.Serum merupakan juga sebuah plasma darah tanpa adanya fibrinogen. Serum ini terdari dari 4 jenis berdasarkan komponen yang terkandung didalamnya yaitu, serum albumin,serum globulin, serum lipoprotein dan serum wewenang. Masing-masing jenis serum memiliki fungsi yang berbeda meskipun dalam satu larutan plasma darah.
Adapun interpretasi klinis pada penurunan kadar trigliserida dapat menyebabkan ß-lipoproteinemia kongenital, hipertiroidisme, malnutrisi protein. Sedangkan pada peningkatan kadar dapat menyebabkan hiperlipoproteinemia, hipertensi, hipotiroidisme, sindrom nefrotik, trombosis serebral, sirosis alkoholik, DM: maksimal 150 mg/dL.
Pada pengambilan darah dilakukan pada vena cubiti. Caranya yaitu dengan membersihkan tempat yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol, dibiarkan kering kemudian dipasang torniquit pada lengan atas dan tangan dikepal. Pembendungan sebaiknya jangan terlalu erat, kemudian kulit ditusuk dengan jarum sampai masuk kedalam lumen vena, selanjutnya penghisap ditarik perlahan-lahan sampai jumlkah darah yang dinginkan, pembendungan dilepas kan dan kapas diletakkan diatas jarum kemudian dicabut. Bekas tusukan ditekan dengan kapas.
Pada percobaan ini, reaksi yang terjadi adalah enzim lipase akan memperantarai hidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Selanjutnya gliserol ini akan mengalami fosfatasi dengan bantuan enzim gliserol kinase yang akan menghasilkan gliserol-3-fosfat. Kemudian gliserol-3-fosfat akan dioksidasi menghasilkan dihidroksi-aseton-fosfat dan hidrogen peroksida (H2O2). Pada tahap selanjutnya, hidrogen peroksida inilah yang akan bereaksi dengan 4-aminofenazon dan 4-klorofenol dengan bantuan enzim peroksidase membentuk kompleks kuinonimin yang berwarna merah muda yang kemudian dapat diukur secara fotometrik.
Tujuan dilakukan pengujian trigliserida dan HDL adalah untuk mengetahui keadaan kolesterol dalam tubuh yang merupakan salah satu penyebab penyakit – penyakit arteri.
Sebelum dilakukan pengujian dilakukan terlebih dahulu darah disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 6000 rpm, hal ini dilakukan untuk memisahkan antara serum dan plasma darah.
Adapun cara kerjanya yaitu pertama disiapkan larutan blanko lalu dipipet 10 µL aquadest ke dalam kuvet lalu ditambahkan 1000 µL reagen Albumin lalu diinkubasi pada suhu 25o selama 20 menit diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. Setelah itu dilakukan pengukuran absorban standar, pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 10 µL larutan standar ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 µL reagen Albumin, diinkubasi pada suhu 25o selama 20 menit lalu diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
Pada percobaan ini yang diambil adalah serumnya setelah darah disentrifuge, alasan pengambilan serum karena di bagian serum itu terdapat asam lemak  dalam hal ini trigliserida dan albumin dan apa bila bagian yang mengendapnya diambil sulit untuk dibaca oleh alat spektrofometer.
Serum yang telah dipisahkan di pipet sebanyak 10 µL dan dimasukkan ke dalam kuvet dan ditambah dengan RGT sebanyak 1 mL. Alasan menggunakan RGT karena yang kita ingin mengetahui kadar trigliserida dalam sampel. Setelah itu sampel diinkubasi pada suhu ruangan selama 30 menit. Alasan penyimpanan ini dimaksudkan supaya proses reaksi antara serum dengan reagen RGT terjadi dengan sempurna. Selanjutnya diukur dengan menggunakan panjang gelombang 546 nm pada spektrofotometer karena sampel darah mempunyai panjang gelombang sinar tampak (380-780 nm). Dilakukan juga perlakuan yang sama untuk pengukuran absorban blanko dan standar.
Hasil yang diperoleh pada pengujian untuk pemeriksaan trigliserida adalah spesimen trigliserida dari darah kelompok satu 92,86 mg/dL masuk dalam nilai rujukan yaitu 10-140 mg/dL sehingga probandus pada kelompok satu memiliki trigliserida (kolesterol) yang normal, pada kelompok dua 132 mg/dL hal ini dinyatakan normal karena masuk dalam range nilai rujukan yaitu 10-140 gr/dL.
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari Praktikum nilai Pemeriksaan triglisrida dalam serum kadar trigliserida dalam serum yaitu kelompok satu 92,86 mg/dL masuk dalam nilai rujukan yaitu 10-140 mg/dL sehingga probandus pada kelompok satu memiliki trigliserida (kolesterol) yang normal, pada kelompok dua 132 mg/dL hal ini dinyatakan normal karena masuk dalam range nilai rujukan yaitu 10-140 gr/dL.
V.2 Saran
Seharusnya alat dan bahan dilengkapi, sehingga lebih mengefesienkan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2015, Tuntunan Praktikum Kimia Klinik, UMI press: Makassar.
Baron ,D.N., 1995, Kapita Selekta patologi Klinik Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Dipiro, J.T., 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, The McGraw-Hill Companies., United States of America.

Ganiswarna, S., 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, FKUI, Jakarta.
Majid, C., 2010, Ilmu Pemantapan Serum, Penerbit Buku Kedokteran: EGC, Jakarta

Ronald, A, S. 2004. “Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium”. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Rubenstein, D., 2005, Kedokteran Klinis, Erlangga, Jakarta

Sloane, E ., 2003, “Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula”, EGC, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar